INDRAPURA.ID – Bencana banjir terus menghantui warga Desa Soko Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Tak sedikit pula rumah warga, pelayanan kesehatan hingga sekolah terendam banjir.
Seperti yang dialami SMK NU 2 Soko, Kecamatan Glagah dengan ketinggian air mencapai setengah meter. Disamping itu, kondisi fisik sekolah yang sudah tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) pun menjadi miris.
Kekhawatiran tersebut disampaikan salah satu tenaga pendidik SMK NU 2 Soko, Masofa kepada Anggota DPRD Jawa Timur, Dr Kodrat Sunyoto SH, MHum saat melakukan reses II 2021, Rabu (5/5/2021). Menurutnya, setiap kali hujan pihak sekolah meliburkan siswanya demi keselamatan.
“Terus terang di sini ruang kelasnya belum layak untuk ditempati. Apalagi kalau hujan itu perasaan kami sebagai guru selalu was-was,” katanya.
Hal itu juga disampaikan Asniah, salah satu guru. Menurut dia, pihaknya yang berdiri semua satu yayasan pendidikan islam modern mulai Paud sampai SMK merasakan hal yang sama.
“Apalagi sekolah TK itu kondisinya sangat memprihatinkan. Kalau hujan selalu kebanjiran hingga masuk ke seluruh ruangan kelas,” ujarnya.
Meski demikian, lanjut dia, setiap Desa Soko mengalami musibah, tangan dingin Anggota DPRD Jatim Kodrat Sunyoto tak hentinya membantu. Mulai perbaikan sekolah hingga tempat ibadah masjid.
“Meskipun perolehan suara Pak Kodrat tidak banyak di desa kami, tapi Beliau tidak lupa sama Desa Soko. Bantuannya terus mengalir,” ungkapnya, sembari mendapat aplaus dari warga yang terdiri dari enam kepala desa, tenaga pengajar hingga tokoh masyarakat.
Pada reses II kali ini, Kodrat yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim ini mengatakan bahwa pihaknya lebih banyak mendengar akan keluhan warga Desa Soko.
Pihaknya juga mengakui akan sulitnya mendapatkan bantuan rehabilitasi ruang kelas bagi sekolah swasta. “Saya sudah mengamati setiap sudut ruang kelas ini (SMK NU 2, red),” kata politisi tiga periode di DPRD Jatim ini.
Menurut Kodrat, kiranya apa yang perlu dibantu rehabilitasi sekolah agar kegiatan belajar mengajar siswa menjadi aman dan nyaman meskipun memasuki musim penghujan.
“Kondisi desa satu dengan desa lain pasti berbeda. Dana desa juga sangat terbatas. Kalau tidak dibantu oleh wakil rakyatnya, kan kasihan,” ujarnya.
Untuk mengatasi banjir yang berkepanjangan, kata Kodrat, memang perlu adanya resapan air yang memadai hingga penambahan pompa air yang menuju ke Bengawan Solo, termasuk di Desa Soko ini.
“Agar banjir tidak berkepanjangan di Desa Soko dan cepat surutnya. Warga juga bisa nyaman melakukan aktifitasnya,” pungkasnya.