INDRAPURA.ID – Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi Partai Golkar Daerah Pemilihan Jatim XII (Bojonegoro-Tuban), Dr Freddy Poernomo, menggelar reses di Desa Bulurejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Selasa (1/2/2022).
Di samping menampung aspirasi warga, dalam reses kali ini, Dr Freddy Poernomo juga mensosialisasikan kembali Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jatim No 8 Tahun 2018 tentang penyelenggaraan penyelenggaraan toleransi kehidupan bermasyarakat.
“Di Komisi A DPRD Jatim dulu menginisiasi terbitnya Perda 8 tahun 2018 tentang toleransi kehidupan bermasyarakat. Makanya kesempatan reses ini juga salah satunya mensosialisasikan kaitannya masalah regulasi,” kata Dr Freddy Poernomo seusai kegiatan reses.
Walaupun legislatif mempunyai waktu tersendiri untuk melaksanakan giat Wawasan Kebangsaan, namun bagi Freddy, hal ini sangatlah penting. Yakni, untuk mengokohkan toleransi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Agar masyarakat tahu, apa yang menjadi kewajiban DPRD. Salah satunya regulasi ini sudah kita buat, tinggal bagaimana untuk mensosialisasikan,” katanya.
Anggota DPRD Jatim yang aktif sejak muda mengikuti organisasi Pramuka ini menilai, bahwa urusan keberagaman adalah hal yang wajib dan harus dipatuhi. Apalagi untuk menjaga kedaulatan NKRI ini, perlu dilakukan dari berbagai aspek yang ada.
“Jadi bukan hanya dari aspek fisik pertahanan militer saja. Tetapi gangguan-gangguan internal seperti memecah belah, kemudian bahaya narkotika. Inikan salah satu yang akan merusak tatanan kehidupan,” tegas dia.
Maka dari itu, politisi Partai Golkar ini kembali mengingatkan masyarakat. Intinya, bahwa DPRD Jatim telah memiliki produk hukum yang berkaitan mengenai penyelenggaraan toleransi kehidupan bermasyarakat.
“Jadi tidak ada salahnya dalam reses ini kami juga ikut mensosialisasikan terkait keberagaman, kebhinekaan dan toleransi. Jangan sampai timbul yang namanya intoleran. Terutama dalam mengisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” harapnya.
Menurutnya, tidak ada salahnya masyarakat diajak untuk mengantisipasi adanya gangguan-gangguan yang dapat memecah belah bangsa. Apalagi dengan kemajuan teknologi sekarang, tentu saja dampaknya bisa sangat luar biasa.
“Jadi, apapun yang belum terjadi sebaik mungkin kita mengantisipasi. Makanya kewajiban kami sebagai pemerintahan untuk mengantisipasi,” jelasnya.
Oleh karenanya, dalam momen reses ini, Freddy juga sedikit banyak menyelipkan pesan-pesan kebhinekaan. Pentingnya hidup berdampingan dan saling toleransi. Apalagi, keberagaman ini telah menjadi identitas budaya dari masyarakat Indonesia.
“Makanya kesempatan ini bukan hanya pendekatan ideologis semata. Tetapi pendekatan kultural juga harus kita lakukan dengan kekayaan lokal yang ada di daerah dengan seni budaya. Karena secara tidak langsung, itu menimbulkan rasa kebersamaan di dalam kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya,” tandasnya.