Reses Satib, Minta Anggaran Hasil Tindak Lanjut Reses Tidak Dipotong untuk Refocussing

INDRAPURA.ID – Banyaknya keluhan warga pedesaan yang jauh dari kota terkait kebutuhan infrastruktur membuat anggota DPRD Jatim dari dapil Jember Lumajang Mohammad Satib prihatin.

“Enam hari saya gelar reses dari desa satu ke desa lainnya, membuat saya prihatin. Terutama karena mereka sangat membutuhkan untuk mendukung aktifitas harian mereka, seperti jalan yang berharap dipaving, penerangan jalan umum, termasuk pengairan berupa irigasi untuk mengatur air agar tidak justru menggenangi rumah mereka serta fasum berupa MCK, banyak disampaikan selama saya berdialog dengan masyarakat,” ungkap Satib ditemui usai menggelar reses di desa Jatisari Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember, Sabtu malam (5/2/2022).

Acara yang digelar di Balai Desa Jatisari itu, sejumlah warga meminta bantuan politisi Gerindra ini agar persoalan listrik yang belum tersambung ke rumah rumah penduduk, terutama juga listrik untuk PJU (Penerangan Jalan Umum), bisa mereka nikmati.

“Kami mohon bantuan agar listrik bisa ke rumah warga, termasuk juga bantuan penerangan jalan (PJU) di desa kami yang belum ada,” ungkap salah satu warga Jatisari.

Tidak hanya soal listrik, bantuan untuk fasilitas masjid serta playground untuk anak anak, juga disampaikan oleh warga. “Iya Pak kami ada masjid, tapi masih butuh bantuan, terutama untuk tempat wudhu dan toilet. Ada yang sudah janji bantu untuk sarana wudhu tapi teryata belum ada realisasi,” ungkap warga lainnya.

Semua keluhan warga ini dibenarkan sekdes Jatisari yang menyebut masalah penerangan jalan dan MCK menjadi kebutuhan mendesak warga saat ini. “Memang di desa kami masalah lampu jalan dan MCK sangat kami butuhkan bantuannya, yang ada selama ini datang bantuan material tapi kita malah disuruh urunan, maka kami mohon bantuan Abah Satib agar kebutuhan ini bisa diwujudkan. Untuk paving terimakasih abah Satib sudah dibantu meski kami belum lakukan pengajuan,” ungkapnya.

Kepada warga yang hadir termasuk tokoh masyarakat, perangkat desa, RW dan RT, Satib menegaskan bahwa dirinya akan memetakan mana yang bisa dan mana yang tidak bisa dibantu dengan menggunakan dan APBD Jatim, namun tetap dicarikan jalan.

“Karena tidak semua yang jenengan ajukan bisa dibantu melalui dana APBD Jatim. Ada beberapa bansos yang tidak diperbolehkan seperti Penerangan Jalan Umum, Ternak, juga seragam. Yang lainnya bisa. Nah untuk PJU itu melalui Kabupaten Kota, baru provinsi bisa membantu. Nanti kita ajukan saja lewat desa biar ke Kabupaten atau kota, lalu ke Provinsi. Untuk masjid nanti saya bantu untuk bisa dapat bantuan. Termasuk listrik kan ada itu program sambung listrik ke rumah gratis, nanti dibikin lah pokmas untuk bisa jadi lembaga untuk sambung listrik ini bisa realisasi, minimal untuk 10 rumah tak mampu ya, ” kata Satib.

Usai berdialog dengan warga, Politisi Gerindra ini mengatakan warga mengeluhkan 90% soal infrastruktur, ini dikeluhkan karena tidak adanya pembangunan selama 5 tahun terakhir, ditambah dampak Covid yang luar biasa pada ekonomi dan infrastruktur di Jember,

Covid-19 yang berkepanjangan seperti ini, dampaknya atas kondisi masyarakat luar biasa baik itu untuk perekonomian, termasuk terhadap infrastruktur, apalagi di Jember, 5 tahun yang lalu hampir tidak ada yang namanya pembangunan. Infrastruktur sangat parah sekali. Sehingga ketika ada reses bahwa kita punya hak budgeting yang bisa membantu mereka, 90% masyarakat sangat membutuhkan perbaikan dan penambahan infrastruktur.

“Maka saya sangat berharap, kaitannya dengan tindak lanjut reses anggota dewan, Pemprov benar-benar bisa memberikan atensi yang tinggi. Sehingga ketika ada refocusing Pemprov juga melihat kondisi masyarakat,” kata anggota Komisi D DPRD Jatim ini.

Satib mengusulkan agar tindak lanjut reses ini jangan ada refocusing (pemotongan anggaran), namun di bisa direalisasikan dengan pola padat karya.

“Pemprov jangan lakukan refokusing untuk tindak lanjut hasil reses, ini kebutuhan dasar mereka yang harus kita realisasikan. Karena tindak lanjut reses yang berkaitan dengan infrastruktur ini bisa kita pakai pola pekerjaannya itu dengan padat karya, sehingga di daerah yang ada titik-titik tindak lanjut reses, kita bisa mengoptimalkan masyarakat setempat untuk bisa terlibat dalam proses pembangunan itu. Dari sini nilai tambah secara ekonomi tadi bertambah. Ini yang sangat dibutuhkan, ” ungkapnya.

Satib mendesak Pemprov Jatim agar tidak malah mengedepankan proyek mercu suar yang anggarannya bisa dialihkan untuk kepentingan masyarakat secara langsung.

“Ini berbeda dengan ketika pemerintah Jawa Timur mendorong proyek-proyek yang sifatnya mercu suar, ini yang sangat kita prihatinkan. Proyek-proyek yang besar itu masih bisa ditunda. Tapi kalau yang berkaitan dengan infrastruktur dasar di masyarakat, itu harus kita utamakan. Kalau ini sudah jalan seperti apa adanya, tidak oleh refocusing, sehingga ketika bicara soal pemulihan ekonomi akan lebih mudah, karena dasarnya sudah kuat,” pungkasnya.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *