Alat BLK Singosari Tak Sesuai Perkembangan Jaman

Indrapura.id Tingginya angka pengangguran nampaknya tidak diimbangi dengan ketersediaan alat di Balai Latihan Kerja (BLK) Singosari Malang yang sesuai perkembangan jaman. Akibatnya perusahaan akan enggan menyerap pengangguran, jika tidak memiliki skill sesuai kebutuhan.

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih mengaku dalam kunjungan di BLK Singosari Malang bahwa Disnakertrans membawahi 19 Unit Pelaksana Teknis (UPT). Dimana 16 diantaranya merupakan BLK. Namun, Disnakertrans kurang mendapat anggaran, baik program maupun pengadaan alat.

Minimnya alokasi anggaran di Disnakertrans tentunya berdampak pada alat di BLK yang tidak mengikuti perkembangan kebutuhan industri.

“Kalau mau didik anak servis sepeda motor, tapi alatnya masih jadul (jaman dulu). Sementara di lapangan kerja itu (tidak sesuai kebutuhan), ya tidak masuk,” ujar Hikmah, usai melakukan kunjungan kerja di BLK Singosari Malang, Rabu 7 Oktober 2020.

Politisi asal PKB itu mengaku, selama ini operasional BLK sebagian besar dananya mengandalkan APBN. Padahal program di BLK sangat bagus dan dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi di tengah pandemi covid-19 seperti saat ini, BLK dibutuhkan untuk proses rehabilitasi sosial ekonomi.

“Bukan Pempov Jatim tidak mampu. Tapi memang tidak dianggarkan,” ungkapnya.

Mantan ketua PW Fatayat Jatim itu menegaskan, BLK harus mendapatkan dukungan karena perannya sangat penting. Untuk itu, Komisi E akan berjuang agar Disnakertrans mendapatkan prioritas tambahan dana.

Tambahan anggaran ini akan dituangkan ke dalam Kebijakan Umum Anggaran – Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Komisi E bersama Disnakertrans akan membuat naskah akademiknya. Perancangan ini untuk menjelaskan detail penggunaan tambahan anggaran BLK.

“KUA PPAS kan belum disampaikan. Maka kita bersama Disnakertrans buat naskah akademik. Jadi tidak asal ditambahi, tapi ada detailnya untuk apa?,” tuturnya.

Anggota Komisi E DPRD Jatim, Sri Subiati menegaskan, BLK adalah tempat pencari kerja karena memberikan pendidikan skill. Maka, Pempov Jatim harus mengutamakan BLK agar peralatan yang lama bisa diupgrade lagi.

Politisi asal Partai Demokrat menjelaskan, seseorang yang mencari pekerjaan harus memiliki skill yang mumpuni. Dengan begitu, perusahaan bisa menerima tenaga kerja yang mempunyai skill sesuai kebutuhan industri.

“Harus memberi tambahan di R-APBD 2021,” terangnya.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim itu menerangkan, pandemi covid-19 memang banyak refocusing anggaran. Dimana program yang dinilai kurang urgent anggarannya dialihkan untuk penanganan covid-19. Namun khusus BLK, ia meminta alokasi anggaran tidak dikurangi.

Subiati berharap Disnakertrans melakukan jemput bola dengan kerjasama SMK. Dengan begitu, lulusan SMK bisa langsung ditampung di BLK untuk mengolah skillnya.

Tak hanya itu saja, Pemprov Jatim bisa melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan multinasional. Seperti halnya Unilever, atau perusahaan lainnya.

“Kalau sudah kerjasama dan anak itu punya skill bagus, pasti akan diterima,” tambahnya.

Anggota DPRD Jatim, Benyamin Kristianto meminta agar pemerintah memikirkan nasib anak muda. Terutama yang ingin mendapatkan pekerjaan. Mereka ingin mendapatkan skill yang bagus agar diterima perusahaan yang dilamarnya.

“Mereka ini daripada nongkrong-nongkrong atau kegiatan yang kurang positif. Dengan dilatih mudah-mudahan bisa menjadikan modal (skill) ditempatnya masing-masing,” paparnya.

Politisi asal Partai Gerindra itu mendorong Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa agar anak yang usai mengikuti pelatihan di BLK diberi modal dana. Dengan begitu, skill dan modal yang dimiliki dapat digunakan untuk wirausaha.

“Dorong gubernur agar tidak hanya program pelatihan. Kalau tidak dilanjutkan, ketika di daerah tidak ada modal tidak bisa usaha kecil-kecilan di daerahnya,” katanya

Tak hanya itu saja, Pemerintah harus membuat jaringan dengan perusahaan sehingga skill yang dimiliki lulusan SMK bisa bermanfaat. Pemerintah bisa membantu dalam pemasaran produk yang dibuat lulusan BLK.

“Harus ada marketing dengan perusahaan. Selain membuat benda bisa dijual, apakah itu di jual di online untuk mendapatkan penghasilan,” pungkasnya.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *