INDRAPURA.ID – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sri Wahyuni, menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat Bojonegoro dan Tuban saat melakukan reses di Dapil Jawa Timur XII.
Dalam serap aspirasi yang berlangsung di beberapa titik, ia menerima banyak masukan dan keluhan dari masyarakat, khususnya terkait kekeringan, saluran irigasi, serta pengelolaan air yang menjadi kendala utama dalam mendukung produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Sri Wahyuni menjelaskan bahwa salah satu masalah paling mendesak yang disampaikan warga adalah kekeringan yang melanda beberapa daerah, terutama di Kecamatan Dander, Bojonegoro. Kekeringan ini mengakibatkan sawah-sawah warga tidak teraliri air dengan baik, sehingga produktivitas pertanian menurun drastis. Banyak petani yang hanya mampu panen satu kali dalam setahun, kondisi yang jauh dari ideal di wilayah yang mayoritas penduduknya bergantung pada sektor pertanian.
“Masalah yang paling mendesak adalah kekeringan di Dander. Air untuk mengairi sawah sudah tidak mencukupi, sehingga masyarakat hanya bisa panen satu kali. Padahal, jika ada solusi seperti embung, masalah ini dapat diatasi. Kami akan berupaya agar segera ada langkah konkret,” ujar Sri Wahyuni, Rabu (20/11/2024).
Politisi Partai Demokrat tesebjg mengungkapkan bahwa tanah untuk membangun embung sebenarnya sudah tersedia, dan langkah berikutnya adalah mengupayakan pembangunan embung tersebut. Embung ini nantinya akan berfungsi sebagai tadah hujan yang dapat menyuplai air ke sawah-sawah di beberapa desa sekitar. Dalam hal ini, ia berencana berkoordinasi dengan Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur, mengingat tanah yang tersedia adalah tanah milik provinsi.
“Embung bisa menjadi solusi jangka panjang. Dengan embung, desa-desa di sekitar Dander akan memiliki sumber air yang memadai untuk mendukung kegiatan pertanian. Kami akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Pengairan Provinsi agar pembangunan embung ini bisa terealisasi,” jelasnya.
Tidak hanya masalah kekeringan, Sri Wahyuni juga menyoroti isu banjir yang sering melanda beberapa wilayah di Bojonegoro dan Tuban bila musim penghujan tiba. Menurutnya, salah satu solusi untuk mengurangi risiko banjir adalah dengan melakukan pengerukan got dan saluran air yang selama ini mengalami sedimentasi. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas saluran air sehingga mampu menampung volume air yang lebih besar saat musim hujan tiba.
“Untuk mengatasi banjir, kami akan memprioritaskan pengerukan saluran air yang tersumbat. Jika saluran-saluran ini berfungsi optimal, air hujan tidak akan meluap dan menyebabkan banjir. Ini adalah langkah yang akan kami sinergikan dengan pemerintah kabupaten,” tuturt Sri Wahyuni.
Selain persoalan infrastruktur, masyarakat juga menyampaikan harapan terkait pengembangan desa melalui program-program lomba yang diadakan pemerintah provinsi. Mereka mengusulkan agar ada pembinaan yang lebih terstruktur bagi desa-desa yang mengikuti lomba tersebut, sehingga hasilnya tidak hanya berhenti pada kompetisi, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kemajuan desa.
“Beberapa masyarakat mengusulkan agar lomba-lomba desa yang diadakan oleh provinsi dilengkapi dengan program pembinaan yang lebih terintegrasi. Dengan begitu, desa-desa yang menang bisa semakin maju, dan desa lainnya juga dapat belajar untuk meningkatkan kualitas pembangunan mereka,” ungkapnya.
Sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sri Wahyuni berkomitmen untuk menindaklanjuti semua aspirasi yang telah dihimpun selama masa reses. Ia memastikan bahwa keluhan dan usulan masyarakat akan dibawa ke tingkat pembahasan lebih lanjut bersama dinas-dinas terkait, agar dapat segera direalisasikan.