INDRAPURA.ID – Anggota DPRD Jawa Timur Daerah Pemilihan (Dapil) Jatim 12 (Kabupaten Bojonegoro – Tuban), H Surawi mendorong masyarakat untuk menggeliatkan usaha mandiri. Langkah itu diharapkannya dapat mengantisipasi resesi dunia yang diprediksi juga melanda Indonesia pada tahun 2023 mendatang.
Demikian disampaikan H Surawi di hadapan ratusan konstituennya dalam agenda Reses III Tahun 2022 di Desa Tambahrejo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (16/10/2022).
“Kalau resesi itu terjadi, maka daya beli masyarakat turun, harga-harga meningkat, pengangguran di mana-mana, PHK di mana-mana. Cari pekerjaan sulit, duit ya angel (uang ya susah). Dan saat ini sudah mulai terasa kenaikan itu,” kata H Surawi.
Salah satu dampak dari resesi dunia yang saat ini dirasakan masyarakat adalah kenaikan harga komoditas dasar. H Surawi menyebutkan, kenaikan itu mulai dari gas elpiji, tarif dasar listrik, hingga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Bahkan hari ini, kurs dollar sekitar Rp15.400. Ini sudah menjadi tanda-tanda resesi dunia, termasuk Indonesia,” ungkap dia.
Karenanya, Surawi menyatakan bahwa masyarakat perlu menyiapkan langkah agar tidak berdampak terhadap resesi dunia tersebut. Mulai dari komoditas pangan hingga industri.
“Satu, harus berkecukupan pangan. Kalau panjenengan (anda) masih luwung hidup di desa. Sayur bisa nandur (menanam) di halaman rumah. Coba misal panjenengan, tidak mampu hidupnya di kota, butuh kangkung sedikit harga Rp 5000,” kata dia.
Menurutnya, antisipasi yang harus dilakukan masyarakat di desa adalah terkait dengan komoditas industri. Misalnya, soal kebutuhan minyak goreng dan sebagainya.
“Ayo kita bareng-bareng mencari solusi ke depan agar tidak terimbas resesi yang di depan mata. Maka caranya adalah meningkatkan usaha-usaha kecil, home industri yang ada di desa-desa,” papar dia.
Politisi Partai Demokrat Jatim itu menerangkan bahwa untuk mengantisipasi resesi dunia masyarakat harus terus berinovasi agar mendapatkan penghasilan tambahan. Seperti misalnya dengan menggalakkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Itu yang sekarang dilakukan pemerintah. Karena dampak ekonomi akibat pandemi belum selesai ini sudah diancam resesi. Pemerintah sudah mulai hadir dengan program-program yang bisa dinikmati masyarakat. Utamanya dalam kerangka mencari modal,” kata H Surawi.
Kerangka modal itu dicontohkan H Surawi seperti Dana bergulir (Dagulir) yang disiapkan oleh Bank Jatim. Dan tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk modal usaha dengan bunga rendah.
“Sekarang Dagulir pinjaman lunak tanpa jaminan bisa sampai Rp100 juta. Njenengan (anda) harus berpikir dulu dimanfaatkan untuk apa. Saya akan bantu urus,” tuturnya.
Menurut dia, Dagulir itu dapat dimanfaatkan masyarakat untuk modal usaha secara perorangan atau kelompok. Makanya ia juga mendorong anak-anak muda untuk berpikir kreatif membangun sebuah usaha.
“Maka saya dorong mari mulai sekarang kita merenungkan diri apa yang bisa dikerjakan. Nanti soal modal usaha kita bareng-bareng. Kalau Bank Jatim kita akan bantu. Monggo dibentengi jangan sampai terkena imbas resesi,” tandasnya.