Reses HM Noer Soejipto, Fokus Atasi Permasalahan Petani

INDRAPURA.ID – Pertanian menjadi salah satu perhatian anggota DPRD Jatim dapil IX DR HM Noer Soetjipto dalam reses. Permasalahan mulai dari anjloknya harga porang, kelangkaan pupuk hingga masalah hama tikus.

“Dari 8 titik ini mulai dari Magetan, Ponorogo dan Trenggalek saya fokus menjaring aspirasi kelompok-kelompok tani,” ujarnya, Jumat (3/6/2022).

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jatim ini mengatakan permasalahan yang paling berat yang dialami petani porang saat ini adalah dalam 5 bulan terakhir harga porang sangat anjlok. Menurutnya jika selama ini harganya Rp 4000 hingga Rp 5000 per kilogram, namun saat ini harganya Rp 1500 hingga Rp 2000 per kilogram.

“Ini kalau dalam dalam ilmu bisnis tidak bisa break even point. Sehingga persoalan ini yang menjadikan gunung es di seluruh Indonesia bukan hanya di Jawa Timur,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Tjip ini mengatakan pihaknya sudah mencari solusi dengan mencoba mengambil langkah Goverment to Goverment (G to G) antara Indonesia dan China langsung. Karena selama ini, lanjut Tjip, ekspor yang dilakukan adalah melalui negara ketiga yaitu harus melalui Myanmar, Thailand atau Singapura.

“Nah ini kami akan mencoba untuk memotong jaringan ini supaya biaya untuk pengiriman juga tidak menjadi lebih mahal. Selain itu langkah ini untuk membantu perusahaan agar bisa mendiatribusikan porang. Karena selama ini stok porang di 18 pabrik ini menumpuk, akibatnya petani tidak bisa menjual ke pabrik. Solusi ini harus kita upayakan karena petani juga menghidupi keluarganya,” terangnya.

Dosen STIE Yapan Surabaya mengaku sudah mengambil langkah melakukan komunikasi dengan negara China. Menurutnya sudah ada gambaran-gambaran yang dicapai dalam kesepakatan komunikasi itu.

“Insya Allah sudah mencapai 40 persen. Harapan saya dalam bulan Juni ini kami bisa menyelesaikan kesepakatan-sepakatan itu, persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh Cina bisa kita penuhi di Jawa Timur. Sehingga nanti mudah-mudahan ekonomi Jawa Timur dari porang ini bisa terselesaikan,” terangnya.

Tjip mengaku juga meminta kepada instansi terkait yakni Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian untuk membantu agar permasalahan petani porang ini. Selain masalah anjloknya harga, lanjut Tjip, saat ini petani harus melakukan registrasi lahan. “Saya sarankan petani untuk membentuk kelompok kalau kelompok untuk mengajukan registrasi lahan,” ungkapnya.

Selain permasalahan porang, ia juga membantu petani untuk mengatasi masalah hama tikus. Menurutnya cara dengan meracuni dan gropyokan justru tidak efektif.

“Saat ini saya sedang membuat produk yang bisa membuat tikus meninggalkan sawah namun tidak merusak tanaman,” katanya.

Saat ditanya terkait masalah kelangkaan pupuk, Tjip mengaku persoalan ini tidak bisa dipecahkan sendiri. Karena menurutnya kebutuhan pupuk di Jawa Timur ini hanya tercukupi hanya 50 persen dari yang diajukan Gubernur.

“Dengan demikian ini akan kita arahkan untuk menggunakan pupuk organik. Pupuk ini bisa dibuat dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kami juga kerap memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik ini,” pungkasnya.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *