Ini Hasil Evaluasi Komisi D soal Layanan Bandara Abdulrachman Saleh Malang saat Lebaran

INDRAPURA.ID – Komisi D DPRD Jawa Timur mengapresiasi pelayanan yang diberikan kepada penumpang di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang selama mudik lebaran.

Ketua Komisi D DPRD Jatim dr Agung Mulyono menilai, selama pelaksanaan mudik lebaran, pelayanan yang diberikan bandara di Kota Malang tersebut sudah maksimal.

Anggota DPRD Jatim tiga periode itu menyatakan, bahwa berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, pihaknya memberikan nilai baik terhadap pelaksanaan mudik di Bandara Abdulrachman Saleh.

“Pasca mudik evaluasi good, progress yang ada cukup bagus dan relatif tidak ada problem atau masalah yang berat, ada masalah tapi kecil dan bisa langsung diantisipasi, demand atau permintaan akan penumpang pulang pergi juga bagus,” katanya pada Senin (29/4/2024).

Meski demikian, Bendahara DPD Demokrat Jatim itu meminta agar hal-hal positif yang ditorehkan selama arus mudik 2024 harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan.

Menurut dia, kenaikan penumpang di bandara tersebut menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dan sesuai dengan target yang ditetapkan.

“Demand bandara Malang selama mudik ini tergolong besar, sehingga perlu untuk peningkatan pelayaran agar banyak penumpang nantinya pulang pergi lewat Bandara Abdulrachman Saleh,” tuturnya.

Seperti diketahui, jumlah penumpang di bandara Abdurachman Saleh Malang melonjak 38 persen selama arus mudik lebaran 2024. Kenaikan itu ditandai dengan adanya penerbangan ekstra sebanyak 3 penerbangan untuk membantu 6 penerbangan reguler sebelumnya dengan keterisian penumpang atau load factor sebesar 90%.

Bandara Abdulrachman Saleh mengakomodir 1501 penumpang datang dan 1096 penumpang berangkat dengan total 2597 pergerakan penumpang selama arus mudik serta pada arus balik tercatat 1536 penumpang berangkat dalam 14 keberangkatan dengan total 2648 pergerakan penumpang dalam arus balik.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Jatim yang lain, Martin Hamonangan menuturkan bahwa hitungan angka atau data keterisian penumpang (load factor) sangat penting untuk menentukan prediksi di tahun depan serta solusi jika load factor mengalami pengurangan.

“Load factor sudah mencapai 90%. Angka ini harus digunakan untuk menentukan proyeksi di pelaksanaan mudik yang akan datang, jika nantinya berkurang maka harus dicari solusinya misal parkir pesawat atau pengaturan penerbangan,” tuturnya.

Martin menambahkan, bahwa keterisian penumpang dalam pesawat harus dibarengi dengan ketersediaan kursi pesawat.

“Jangan sampai karena penumpang penuh ketersediaan kursi jadi sedikit. Hal ini bisa membuat orang yang ingin mudik via pesawat jadi tidak dapat bepergian karena kursi sudah tidak tersedia,” jelasnya.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *